Rabu, 15 September 2021


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara memastikan bahwa semua Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang ada di Kota Surabaya sudah dapat bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos). 

Berbagai bantuan dari Kemensos itu sudah disalurkan kepada MBR yang masuk ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Jadi, MBR Surabaya itu sudah dapat bantuan semuanya dari Kemensos. Kalau ada media yang menyebut belum mendapatkan bantuan, itu salah info mungkin,” tegas Febri di ruang kerjanya, Rabu (15/9).

Meski begitu, masih ada warga Surabaya yang belum masuk data MBR dan menjadi miskin karena terdampak pandemi Covid-19 ini. 

Nah, warga yang terdampak pandemi ini dilakukan verifikasi oleh Dinas Sosial Kota Surabaya untuk dimasukkan ke dalam DTKS Kemensos.

“Tentunya, verifikasi di Dinsos dan Kemensos ini butuh waktu, sehingga Pemkot Surabaya bersinergi bersama Pemprov Jatim memberikan bantuan bagi warga yang terdampak pandemi Covid-19 itu,” kata dia.

Menurut Febri, kini pemkot menganggarkan Rp 3,8 miliar dari APBD Surabaya untuk Bantuan Sosial (bansos) Jaring Pengaman Sosial (JPS). 

Dana tersebut berasal dari anggaran tak terduga dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya Tahun 2021.

“Total ada 25.304 warga yang terdampak Covid-19 yang dibantu oleh Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya. Rinciannya, pemkot memberikan bantuan kepada 19.054 warga terdampak Covid-19 dan pemprov memberikan bantuan kepada 6.250 warga terdampak Covid-19 yang notabeninya saat ini masih menunggu verifikasi dari Dinsos dan Kemensos. Mereka ini mendapatkan bansos sebesar Rp 200 ribu perbulan,” ujarnya.

Ia menerangkan, mekanisme penyaluran bantuan ini akan dilakukan dengan cara ditransfer melalui rekening bank. 

Sebab, mekanisme ini dinilai lebih efektif dan tidak menimbulkan kerumunan. 

“Bantuan sebesar Rp 200 ribu itu kita transfer. Makanya, kita buatkan buku tabungan. Biar tidak menimbulkan kerumunan juga,” terangnya.

Febri juga menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara MBR yang masuk DTKS dan warga terdampak pandemi Covid-19. 

Menurutnya, warga yang masuk kategori terdampak Covid-19, ialah mereka yang tidak memiliki penghasilan karena terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di masa pandemi ini. 

Namun, mereka masih memiliki hunian yang layak dan kendaraan.

“Kalau MBR itu ada kriterianya. Seperti, rumahnya beralaskan tanah, terus atapnya seperti apa, struktur rumahnya bagaimana itu masuk dalam kriteria MBR. Jadi, tidak semua warga yang hari ini tidak mempunyai pekerjaan langsung masuk dalam kategori MBR,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia menyebut, pemkot telah membuat aplikasi Usul Bansos di laman https://usulbansos.surabaya.go.id/. Melalui aplikasi tersebut, warga yang belum mendapatkan bansos dan merasa dirinya layak, dapat secara mandiri mengusulkan.

“Atau ketika ada tetangga yang belum mendapatkan bansos, silakan usulkan melalui aplikasi usul bansos. Kalau tidak bisa lewat aplikasi, datang ke RW, kalau RW-nya masih ruwet, datang ke Lurahnya. Biar langsung masuk datanya ke Dinsos. Kemudian, akan dilakukan survei oleh Dinsos, apakah masuk dalam kategori MBR atau tidak,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Latihan bersama Eagle Indopura 26/21 antara TNI Angkatan Laut (TNI AL) dan Republic Of Singapore Navy (RSN), resmi dibuka melalui vicon oleh masing masing delegasi. Untuk delegasi TNI AL, vicon dilaksanakan di lounge room KRI Diponegoro-365, saat sandar di dermaga Pelabuhan Batu Ampar Batam pada Selasa (13/9).

Dalam vicon tersebut,  delegasi TNI AL dipimpin oleh Dansatgas Latma Eagle Indopura 26/21 Letkol Laut (P) Adam Tjahja Saputra S.T.  M.Tr. Hanla. M.M, didampingi Komandan KRI Malahayati-362 Letkol Laut (P) Nurulloh Zemy Prasetyo M.Sc beserta para perwira staf. Sedangkan delegasi dari RSN dipimpin Liutenant Colonel Tung Wanling, didampingi para perwira di kapal RSS Tenacious.

Dalam sambutan Pangkoarmada II Laksda TNI Dr. Iwan Isnurwanto  S.H. M.A.P.  M.Tr. HAN, yang dibacakan Dansatgas Latma Eagle Indopura Letkol Laut (P) Adam Tjahja Saputra S.T., M.Sc. mengatakan, sebagaimana yang diketahui bersama bahwa Eagle Indopura adalah latihan bersama yang dilaksanakan dua tahun sekali antara TNI AL dan Angkatan Laut Singapura (RSN). Latma ini sudah berlangsung puluhan tahun, dan terakhir dilaksanakan tahun 2019. Tahun ini merupakan latihan yang ke -26.

Lebih lanjut Pangkoarmada II mengatakan, ada beberapa kendala yang dihadapi dari latihan sebelumnya dan sudah bisa diatasi dengan berdiskusi serta mencari jalan keluarnya bersama-sama. "Berbagai   macam masalah yang dihadapi sebelumnya telah dievaluasi bersama-sama, sehingga pelaksanaan Eagle Indopura selanjutnya dapat terlaksana sesuai rencana," ujar Laksda Iwan. 

Ia berharap agar tahun ini Latma Eagle Indopura dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih baik, serta  pemahaman kepada TNI Angkatan Laut dan RSN. Dan sasaran yang akan dicapai meliputi Join Procedure, skenario peperangan, latihan komunikasi dan manuvra kapal perang.

Menurut Laksda Iwan,  latihan ini juga sebagai implementasi dari program prioritas Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, S.E.,M.M. ,khususnya mengenai Pembangunan sistem pembinaan kekuatan dan kesiapan operasi yang bersinergi, dan mempunyai interoperabilitas tinggi. (Dispen Koarmada II)


Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive