Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Rabu, 01 Mei 2024

Wonorejo Surabaya Masuk 5 Besar Nasional Lomba Keluarga Tangguh Bencana!


Surabaya - KABARPROGRESIF.COM RW 2 Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, menorehkan prestasi gemilang dengan masuk 5 besar nasional dalam Lomba Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (GKSTTB). 

Keberhasilan ini tak lepas dari peran aktif warga dalam program Madagaskar (Masyarakat dan Keluarga Siaga Kebakaran).

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani mengungkapkan rasa syukur atas capaian luar biasa ini. 

"Alhamdulillah, PKK Wonorejo berhasil masuk 5 besar dalam lomba tanggap bencana kebakaran. Ini merupakan hasil inovasi program Madagaskar," kata Bunda Rini, Rabu (1/5).

Nah, untuk tahap selanjutnya dalam lomba ini adalah presentasi program keluarga tanggap bencana di hadapan tim juri nasional. 

"Besok saya akan ke Jakarta untuk presentasi. Mohon doanya," ujarnya.

Bunda Rini menegaskan bahwa masuk 5 besar nasional sudah merupakan pencapaian yang membanggakan. 

Namun, baginya, manfaat program Madagaskar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap tanggap bencana jauh lebih penting.

"Harapan utama kami adalah adanya perubahan dari masyarakat Wonorejo dalam menghadapi bahaya kebakaran. Ibu-ibu di sana telah dilatih dengan baik untuk menangani situasi darurat," urainya.

Kehadiran program Madagaskar terbukti memberikan dampak signifikan terhadap kesigapan masyarakat, terutama para ibu rumah tangga. 

Salah satu contohnya adalah saat terjadi kebakaran kompor di rumah warga. 

Api berhasil dipadamkan dengan cepat di tiga menit pertama sebelum membesar.

"Ibu rumah tangga tersebut sigap mengambil karung basah dan memadamkan api dengan tenang dalam tiga menit pertama. Saat pemadam kebakaran datang, api sudah padam," ungkap dia.

Karena itu, Bunda Rini optimis bahwa program Madagaskar tak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mitigasi bencana. 

Tetapi juga menumbuhkan keberanian para ibu rumah tangga dalam menghadapi situasi kritis.

"Kesigapan dan keberanian ini kemudian ditularkan kepada karang taruna dan warga lainnya. Hasilnya, mereka mampu mengatasi kebakaran dalam tiga menit pertama, sehingga api tidak membesar," paparnya.

Untuk itu, Bunda Rini mengapresiasi kerjasama seluruh warga Kelurahan Wonorejo yang telah mengantarkan RW 2 ke 5 besar lomba tanggap bencana di tingkat nasional. 

"Kompaknya warga dan dukungan penuh mereka menjadi kunci utama keberhasilan ini. Mohon doanya semoga Wonorejo bisa meraih juara," pungkasnya.

Di sisi lain, Bunda Rini juga berharap, semua kelurahan di Surabaya dapat memperkuat mitigasi bencana. Baik itu terkait bencana kebakaran maupun gempa bumi. 

"Kita harus selalu waspada dan siap sedia menghadapi berbagai bencana. Saya harap semua kelurahan memiliki mitigasi yang kuat," pungkasnya.

Jadi Pilot Project Nasional, Warga Wonorejo Surabaya Lebih Tanggap Terhadap Mitigasi Bencana Kebakaran


Surabaya - KABARPROGRESIF.COM Program Madagaskar (Masyarakat dan Keluarga Siaga Kebakaran) yang terus digalakkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, rupanya berhasil menekan terjadinya kebakaran di lingkungan rumah tangga. 

Seperti salah satunya di wilayah RW 2, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya.

Bahkan, tingginya kesadaran warga terhadap pentingnya mitigasi bencana, membuat RW 2 Wonorejo Surabaya ditetapkan sebagai 5 besar pilot project nasional Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (GKSTTB).

Ketua RW 2, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Muhammad Ilyas Dwi Darmanto mengungkapkan, awalnya program Madagaskar kurang mendapat perhatian dari warga. 

Namun pada akhirnya, mereka menyadari jika program ini sangat penting dalam mencegah terjadinya kebakaran.

"Pengurus RT yang awal-awal mungkin, (Program Madagaskar) itu untuk apa? Tapi setelah diedukasi dinas-dinas terkait, bahwa memang hal ini sangat bermanfaat bagi warga," kata Ilyas di Balai RW 2 Kelurahan Wonorejo, Rungkut Surabaya, Rabu (1/5).

Ilyas menyebut jika edukasi dan pelatihan program Madagaskar yang digalakkan pemkot di wilayahnya, tak hanya menyasar orang tua maupun kader PKK. 

Namun juga menyasar di kalangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), hingga para remaja. 

"Insyaallah warga di RW 2 sudah mendapat manfaatnya, baik langsung maupun tidak langsung," ungkap Ilyas.

Menurut dia, hingga saat ini edukasi maupun pelatihan tanggap bencana di wilayahnya masih intens digalakkan oleh Pemkot Surabaya. 

Bahkan, ilmu tanggap bencana yang sudah didapat oleh kader PKK, juga ditularkan kepada warga di sekitarnya.

"Dari PKK mendatangi setiap rumah untuk memberikan edukasi kilat yang mereka dapatkan dari pelatihan-pelatihan. Jadi bila ada terjadi kebakaran di rumah, itu apa yang harus dilakukan (warga)," sebutnya.

Karena itu, Ilyas mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya atas perhatian terhadap keselamatan warga. 

Baginya, selama ini pemkot tidak pernah bosan memikirkan keselamatan warga terutama dalam meningkatkan kesadaran terhadap tanggap bencana.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya yang tidak bosan-bosan dan selalu memikirkan kebutuhan warganya. Utamanya bagi keselamatan warga yang ada di Surabaya dan khususnya kami di RW 2 Kelurahan Wonorejo," tuturnya.

Di tempat yang sama, warga RT 6, RW 2, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut Surabaya, Sri Harini mengakui, bahwa Pemkot Surabaya intens memberikan simulasi dan pelatihan tanggap bencana di wilayahnya. 

"Jadi semua warga RW 2 itu sudah pernah mengikuti simulasi pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana alam," kata Sri Harini.

Sri Harini yang juga aktif sebagai Kader PKK itu menilai banyak manfaat yang dapat dirasakan warga dalam program Madagaskar. 

Seperti di antaranya, warga menjadi lebih care dan tanggap terhadap mitigasi bencana.

"Akhirnya saling mengingatkan. Misal kalau ke luar rumah, jangan lupa dimatikan kompornya, jangan lupa setrika dicabut dan sebagainya. Hal-hal kecil yang seperti itu bagi kami sangat bagus sekali, karena dengan begitu warga menjadi tanggap akan bahaya kebakaran," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Sri Harini juga menyebut jika warga di wilayahnya kini menjadi lebih sigap akan terjadinya potensi bencana kebakaran. 

Warga di sana pun tidak cepat panik ketika muncul potensi akan terjadinya kebakaran.

"Jadi tidak cepat panik kalau kita menghadapi api di dapur atau lupa menghangatkan makanan timbul api. Itu membuat kita tidak panik, karena sudah tahu cara mengatasinya," ujarnya.

Sementara itu, Lurah Wonorejo, Kecamatan Rungkut Surabaya, Ari Handini menjelaskan, bahwa wilayahnya menjadi salah satu pilot project GKSTTB tingkat nasional. 

Selama ini banyak kegiatan yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait mitigasi bencana.

"Adapun kegiatan itu mulai dari simulasi, sosialisasi hingga pelatihan terhadap mitigasi bencana, baik kebakaran maupun bencana lain seperti gempa bumi," kata Ari Handini.

Lebih dari itu, Ari menyebut, di setiap RT/RW di wilayahnya, kini telah dilengkapi dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). 

Ini sebagai langkah awal untuk mencegah api membesar di tiga menit pertama saat terjadi peristiwa kebakaran. 

"Di wilayah kita juga dilengkapi tanda-tanda titik kumpul, jalur evakuasi di masing-masing RW, serta ada juga bantuan CSR berupa kotak P3K untuk mendukung sarana dan prasarana," terangnya.

Ari mengakui, selama ini pihaknya intens melakukan sosialisasi tanggap bencana kebakaran kepada warga secara door to door. Kegiatan sosialisasi itu juga dibantu kader PKK di wilayah setempat. 

"Di situ peran kader PKK sangat penting, karena kader PKK ini sebagai ujung tombak di masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, dengan adanya program Madagaskar, peristiwa kebakaran di wilayahnya terus menurun. 

Bahkan, di tiga menit pertama ketika terjadi kebakaran, api sudah bisa dipadamkan warga sebelum petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) tiba di lokasi.

"Jadi dampak dari pelatihan yang sudah dilakukan itu respon masyarakat lebih cepat, yaitu tiga menit pertama terhadap kebakaran. Karena response time dari Dinas Pemadam tujuh menit. Jadi sebelum Dinas Pemadam datang, api sudah dapat dipadamkan," pungkas dia.